MAKALAH
ASAM URAT
DI DESA JATIROWO KECAMATAN DAWARBLANDONG
KABUPATEN MOJOKERTO
TAHUN 2022
Disusun Oleh :
ALVIN KURNIAWAN
2022035392
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HUSADA JOMBANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal dari
makanan yang kita konsumsi.Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap
bahan makanan yang berasal dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam
tubuh makhluk hidup terdapat zat purin ini, lalu karena kita memakan makhluk
hidup tersebut, maka zat purin tersebut berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai
sayuran dan buah-buahan juga terdapat purin. Purin juga dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang
terjadi secara normal atau karena penyakit tertentu.
Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dalam tubuh melalui
feses (kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam
urat yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal lain yang dapat
meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak mengkonsumsi bahan
makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya akan
terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.
Penanganan yang
dilakukan untuk mengurangi nyeri dapat dilakukan secara farmakologis dan non
farmakologis. Penanganan farmakologis yaitu pemberian obat kelompok salisilat
dan kelompok obat anti inflamasi nonsteroid, tetapi salah satu efek yang serius
dari obat anti inflamasi nonsteroid adalah perdarahan saluran cerna. Sedangkan
penanganan non farmakologis tidak mengeluarkan biaya yang mahal dan tidak
memiliki efek yang berbahaya. Dalam keperawatan terapi nonfarmakologi disebut
keperawatan komplementer. Terapi komplementer merupakan terapi alamiah
diantaranya adalah dengan terapi herbal. Jenis terapi herbal yang dapat di
gunakan dalam mengurangi nyeri pada penderita gout yaitu daun sirsak (Annona
Muricata L.) (Wirahmadi, 2013).
Di dunia
prevalensi penyakit persendian khususnya penyakit gout mengalami kenaikan 2
kali lipat antara tahun 1990-2010. Hasil riset kesehatan dasar (Rikesdas) tahun 2013 menunjukkan penyakit
persendian di Indonesia masih cukup tinggi.Di Jawa Tengah prevalensi penyakit
gout belum diketahui secara pasti. Namun dari suatu survey epidemiologik yang
dilakukan di Jawa Tengah atas kerjasama WHO terhadap 4683 sampel berusia 15-45
tahun, didapatkan prevalensi artritis gout sebesar 24,3% (Nengsi dkk,2014).
Penyakit asam urat (arthritis gout) masih menjadi masalah utama dalam dunia kesehatan, dibuktikan dari berbagai kasus komplikasi dari penyakit asam urat ini seperti gagal ginjal, batu ginjal dan lain-lain masih cukup tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran register Rawat Jalan dari Ponkesdes Jatirowo desa JATIROWO pada didapatkan data yang menderita penyakit asam urat pada masyarakat di Kelurahan Jatirowo Kecamatan Dawarblandong sebesar 40 pasien dari 100 pasien selama 1 bulan . Oleh karena itu perlu dilakukan penyuluhan kesehatan mengenai penyakit asam urat, guna meningkatkan pengetahuan dan peningkatan kesehatan masyarakat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan tentang asam urat diharapkan warga mengetahui cara menangani asam urat dan mencegah asam urat serta menambah informasi.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan warga dapat :
a. Menyebutkan kembali pengertian asam urat
b. Menyebutkan kembali penyebab dari
asam urat
c. Menyebutkan tanda dan gejala asam
urat
d. Menjelaskan kembali cara pencegahan asam urat
e. Menyebutkan kembali langkah-langkah membuat pengobatan tradisional menggunakan rebusan daun sirsak dan kompres hangat kayu manis
3. Media
a. Leaflet dan power
point
b. LCD dan Proyektor
c. Alat cek asam urat (stik, Lancet, safety box, handscoon, pulpen, kertas pengecekan asam urat)
d. Air mineral, bubuk
kayu manis, handuk kecil / waslap, baskom kecil.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Asam Urat
Asam urat adalah penyakit yang
menyerang persendian dan jaringan tulang oleh penumpukan kristal asam urat
sehingga menimbulkan peradangan. Gout adalah
penyakit dimana terjadi penumpukan asam urat dalam tubuh secara berlebihan,
baik akibat produksi yang meningkat, pembuangannya melalui ginjal yang menurun,
atau akibat peningkatan asupan makanan kaya purin. Gout terjadi ketika cairan tubuh sangat jenuh akan asam
urat karena kadarnya yang tinggi (Zahara, 2013).
Asam urat sudah dikenal sejak 2000 tahun yang lalu dan menjadi salah satu penyakit tertua yang dikenal manusia. Penyakit asam urat disebabkan oleh kondisi hiperurikemi, yaitu keadaan dimana kadar asam urat dalam darah di atas normal. Berikut salah satu acuan kadar asam urat normal, perempuan : 2.4–6.0 miligram perdesiliter (mg/dL), laki-laki : 3.4–7.0 mg/dL dan anak-anak: 2.0–5.5 mg/dL (Nopik, 2013). Gangguan asam urat ditandai dengan suatu serangan tiba-tiba di daerah persendian, terasa terbakar, sakit dan membengkak.(Damayanti, 2012).
B. Penyebab Asam Urat
Suryo Wibowo (2016) menyatakan
bahwa penyakit asam urat digolongkan menjadi penyakit gout primer dan penyakit
gout sekunder.
1.
Faktor keturunan dan
obesitas/kegemukan
2.
Konsumsi makanan tinggi protein, purin, konsumsi kafein dan alcohol
3.
Gangguan pengeluaran asam urat di
ginjal dan stress
Pada penyakit gout primer, 99
persen penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor
genetic dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat
mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena
berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh. Penyakit gout sekunder disebabkan antara lain karena
meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan
dengan kadar purin yang tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organic
yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok
asam amino, unsur pembentuk protein.
Produksi asam urat meningkat juga bisa karena penyakit darah (penyakit sumsum tulang, polisitemia), obat-obatan (alkohol, obat-obat kanker, vitamin B12). Penyebab lainnya adalah obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar trigliserida yang tinggi. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat kadar benda-benda keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang meninggi. Benda-benda keton yang meninggi akan menyebabkan asam urat juga ikut meninggi.
C. Tanda dan Gejala Asam Urat
Tanda dan gejala asam urat menurut
(Zahara, 2013) :
·
Sendi terasa nyeri,
terutama pada
malam dan pagi hari.
·
Sendi terasa ngilu, bahkan
tampak bengkak dan meradang (kemerahan)
·
Nyeri sendi berulang kali
pada jari kaki, jari tangan, tumit, lutut, siku, dan pergelangan tangan.
·
Pada kasus yang parah,
sendi akan mengalami nyeri ketika bergerak.
· Kulit kemerahan
hingga keunguan
Serangan asam
urat menurut (Zahara, 2013) terjadi
secara mendadak, timbulnya serangan bisa dipicu oleh:
§
Luka
ringan dan pembedahan
§
Pemakaian
sejumlah besar alkohol atau makanan yang kaya akan protein
§
Kelelahan,
stres emosional dan penyakit.
Nyeri yang hebat dirasakan oleh
penderita pada satu atau beberapa sendi, seringkali terjadi pada malam hari;
nyeri semakin memburuk dan tak tertahankan. Sendi membengkak dan
kulit diatasnya tampak merah atau keunguan, kencang dan licin, serta teraba
hangat. Menyentuh kulit diatas sendi yang terkena bisa
menimbulkan nyeri yang luar biasa. Penyakit ini paling sering mengenai
sendi di pangkal ibu jari kaki dan menyebabkan suatu keadaan yang disebut
podagra; tetapi penyakit ini juga sering menyerang pergelangan kaki, lutut,
pergelangan tangan dan sikut.Kristal dapat terbentuk di sendi-sendi perifer
tersebut karena persendian tersebut lebih dingin daripada persendian di pusat
tubuh dan urat cenderung membeku pada suhu dingin. Kristal
juga terbentuk di telinga dan jaringan yang relatif dingin lainnya. Sebaliknya,
gout jarang terjadi pada tulang belakang, tulang panggul ataupun bahu. Gejala
lainnya dari artritis gout akut adalah demam, menggigil, perasaan tidak enak
badan dan denyut jantung yang cepat.
Gout cenderung lebih berat pada
penderita yang berusia dibawah 30 tahun. Biasanya pada pria
gout timbul pada usia pertengahan, sedangkan pada wanita muncul pada saat pasca
menopause. Serangan pertama biasanya hanya mengenai satu sendi dan
berlangsung selama beberapa hari. Gejalanya menghilang secara bertahap,
dimana sendi kembali berfungsi dan tidak timbul gejala sampai terjadi serangan
berikutnya. Tetapi jika penyakit ini semakin memburuk, maka serangan
yang tidak diobati akan berlangsung lebih lama, lebih sering terjadi dan
mengenai beberapa sendi. Sendi yang terkena bisa mengalami kerusakan yang
permanen. Bisa terjadi gout menahun dan berat, yang menyebabkan
terjadinya kelainan bentuk sendi.
Pengendapan kristal urat di dalam sendi dan tendon terus berlanjut dan menyebabkan kerusakan yang akan membatasi pergerakan sendi.Benjolan keras dari kristal urat (tofi) diendapkan dibawah kulit di sekitar sendi. Tofi juga bisa terbentuk di dalam ginjal dan organ lainnya, dibawah kulit telinga atau di sekitar sikut.Jika tidak diobati, tofi pada tangan dan kaki bisa pecah dan mengeluarkan massa kristal yang menyerupai kapur.
D. Patofisiologi
Kondisi asam urat yang meningkat dalam tubuh menyebabkan terjadi
penumpukan asam urat pada jaringan yang kemudian akan membentuk Kristal urat
yang ujungnya tajam
seperti jarum. Kondisi
ini memacu terjadinya respon inflamasi dan
diteruskan dengan serangan gout. Penumpukan
asam urat dapat menimbulkan
kerusakan hebat pada
sendi dan jaringan
lunak dan
dapat menyebabkan nefrolithiasis
urat (batu ginjal) dengan
disertai penyakit ginjal kronisjika tidak mendapatkan
penanganan yang tepat dan segera (Kertia, 2009). Menurut
Michael A. Charter gout memiliki 4 tahapan klinis, yaitu :
1.
Stadium I
Kadar
asam urat darah
meningkat tapi tidak
menunjukkan gejala atau keluhan (hiperurisemia asimtomatik).
2.
Stadium II
Terjadi
pembengkakan dan nyeri
pada sendi kaki,
sendi jari tangan, pergelangan tangan dan siku (acut
arthritis gout).
3.
Stadium III
Kebanyakan orang
mengalami serangan gout
berulang dalam waktu kurang dari 1 tahun jika tidak diobati (intercritical
stadium).
4.
Stadium IV
Timbunan
asam urat terus
meluas selama beberapa
tahun jika tidak
dilakukan pengobatan, hal ini dapat menyebabkan nyeri, sakit, kaku serta
pembengkakan sendi nodular yang besar
(cronic gout).
E. Cara Pencegahan Asam Urat
1.
Diit
yang baik untuk mencegah asam urat dengan cara menghindari atau mengurangi
makanan yang tinggi kadar asam urat, diantaranya: Makanan yang memiliki
zat purin tinggi yaitu, daging merah, seafood , anggur, kacang-kacangan, ragi,
teh dan kopi, sayuran hijau (bayam), kembang kol.
2.
Hindarin
minuman beralkohol
3.
Mengkonsumsi
makanan yang rendah purin, macam-macam sayuran (jamur, kubis,
asparagus, ceri, buncis, selada, lobak,jagung, kentang, wortel), buah-buahan
(apel, pisang,jeruk,dan melon), kacang tanah, keju, pasta dan telur.
4.
Memeriksa kesehatan terutama kesehatan sendi dan tulang.
5. Rajin berolahraga
F.
Cara Penanganan Asam Urat
Cara penanganan asam urat menurut
(Zahara, 2013):
·
Minum air putih yang banyak (minimal 8-10
gelas/hari)
·
Istirahatkan bagian yang sakit untuk beberapa jam
·
Hindari makanan yang mengandung tinggi purin : daging merah,
seafood , anggur, kacang-kacangan, ragi, teh dan kopi.
·
Hindari kecemasan dan cegah terjadinya trauma pada kulit
· Olahraga rutin dan kompres hangat kayu manis untuk mengurangi nyeri sendi
· Meminum rebusan daun sirsak
G.
Pengobatan Asam Urat
Pengobatan untuk
asam urat / gout dapat
dikelompokkan menjadi 3
cara, yaitu :
1. Pengobatan Medis
Yaitu pengobatan menggunakan
obat
- obat kimia,
cara ini dapat
dilakukan dalam jangka pendek
maupun jangka panjang.
Pengobatan jangka pendek
adalah dengan pemberian obat anti nyeri yang bertujuan untuk mengurangi rasa
nyeri dan menghilangkan bengkak.
Sedangkan pengobatan jangka
panjang dilakukan dengan
pemberian obat yang berfungsi menghambat xanthine oxidase.
2.
Pengobatan Non Medis
Yaitu
menjalankan pola hidup
sehat yang bertujuan
untuk mencegah dan mengobati penyakit asam
urat. Cara ini
dapat dilakukan melalui
: diet makanan, yaitu dengan mengurangi konsumsi
makanan tinggi purin dan disetai dengan pola hidup sehat dengan cara melakukan
olah raga secara teratur (Wjayakusuma, 2007)
3.
Pengobatan Herbal
Yaitu pengobatan dengan memanfaatkan tanaman obat yang mempunyai khasiat anti inflamasi seperti : daun sirsak atau tanaman obat yang mempunyai khasiat penghilang rasa sakit (analgesik) seperti : kayu manis
H. Langkah-langkah kompres hangat kayu manis
Tujuan:
Untuk mengurangi nyeri sendi pada penderita asam urat
Persiapan alat:
20 gram bubuk kayu manis
Kayu manis kering
Alat penggiling
Air hangat
Baskom kecil
Handuk kecil/ waslap
Cara pembuatan:
(kompres hangat)
Untuk mendapatkan bubuk kayu manis dapat
dengan menggiling kulit kayu manis kering. Cara meletakannya yaitu serbuk kayu manis dicampur dengan air hangat secukupnya kemudian di lakukan kompres hangat selama kurang lebih 20 menit.
(untuk di oles)
pembuatan pasta kayu
manis yaitu 20 gram bubuk kayu manis dilarutkan dalam 1 sendok makan air hangat 450 C kemudian dibalurkan pada bagian tubuh yang nyeri di tunggu 10-20 menit
I.
Langkah-langkah rebusan daun sirsak
Tujuan:
1.
Untuk mengurangi nyeri sendi pada penderita asam urat
2.
Menurunkan kadar asam urat
Persiapan alat:
1.
10 lembar daun sirsak
2.
2 gelas air mineral
Cara pembuatan:
1.
Intervensi dilakukan dengan cara
meminum rebusan daun sirsak sebanyak 10 lembar direbus dengan 2 gelas air
hingga mendidih sampai tersisa 1 gelas (dengan api sedang), diminum 2x sehari
pada pagi dan sore hari 1 jam setelah makan rutin selama 8 minggu
BAB III
ANALISA JURNAL
- Deskriptif Teori
Permasalahan
yang timbul pada lansia adalah gangguan kesehatan baik disebabkan karena
fisiologis lansia maupun patofisiologis akibat penyakit tertentu. Pada studi
pendahuluan di desa Jatirowo
dengan melakukan pemeriksaan asam urat didapatkan 40 orang dari 100 lansia yang diperiksa menunjukkan adanya peningkatan
asam urat. Lansia yang mengalami peningkatan purin dalam darah (asam urat) akan
merasakan nyeri pada daerah yang mengalami penimbunan purin, biasanya di
persendian.
Gout adalah kumpulan penyakit yang bersifat heterogen disebabkan oleh pengendapan kristal purin dalam jaringan, akibat kadar asam urat dalam cairan ekstra-seluler yang lewat jenuh. Beberapa faktor yang mempengaruhi adalah faktor genetik, diet tinggi purin, alkohol, obesitas, usia. Insiden gout sebesar 1-2% terutama pada pria.
- Jenis Kelamin
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Alvin Kurniawan DKK (2022) menyatakan bahwa jenis kelamin pada lansia yang
mengalami peningkatan asam urat secara umum adalah wanita. Hal ini sesuai dengan data dari hasil
pemeriksaan Di Desa jatirowo dengan mayoritas berjenis kelamin Perempuan
sebanyak 95 (95%) dari 100 KK.
Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Adelima C R Simamora (2016) menyatakan bahwa dari beberapa data hasil penelitian seperti di Sinjai (Sulawesi Selatan) di dapatkan angka kejadian asam urat 10% pada pria dan 4% pada wanita. Di Minahasa (Sulawesi Utara) diperoleh angka kejadian asam urat 34,30% pada pria dan 23,31% pada wanita usia dewasa awal, sedangkan penelitian yang dilakukan di Bandungan (Jawa Tengah) kerja sama dengan WHO-COPCORD terhadap 4.683 sampel berusia antara 15-45 tahun didapatkan angka kejadian asam urat pada pria 24,3% dan wanita 11,7%.
- Usia
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Alvin Kurniawan DKK (2022) menyatakan bahwa umur
pada penghuni lansia ikut mempengaruhi terjadinya penyakit asam urat. Semakin
bertambah umur, jika seseorang mengkonsumsi protein lebih banyak akan berakibat
terjasinya penimbunan purin dalam darah. Lansia yang akan bertambah umur
semestinya mampu dan dianjurkan untuk mengkonsumsi jumlah protein cukup
sehingga kandungan purin dalam darah tidak mengkhawatirkan.
Pertambahan
usia merupakan faktor resiko penting pada pria dan wanita. Hal ini kemungkinan
disebabkan banyak faktor, seperti peningkatan kadar asam urat serum (penyebab
yang paling sering adalah karena adanya penurunan fungsi ginjal), peningkatan
pemakaian obat diuretik, dan obat lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat
serum (2022)
Penyakit peningkatan kadar asam ini tidak hanya menyerang lanjut usia tetapi seseorang dengan usia produktif juga bisa terserang penyakit ini (Mutoharoh,2013). Hal ini juga di dukung oleh data dari hasil Register Rawat Jalan Di Ponkesdes Jatirowo dengan mayoritas usia 30-54 tahun sebanyak 95 % dari 100 KK.
- Penyebab Asam Urat
Terdapat
banyak faktor yang meningkatkan resiko terjadinya penyakit gout diantaranya
adalah usia, jenis kelamin, riwayat medikasi, obesitas, konsumsi purin dan
alkohol. Pria memiliki tingkat serum asam urat lebih tinggi dari pada wanita,
yang meningkatkan resiko mereka terserang artritis gout. Perkembangan penyakit
artritis gout sebelum usia 30 tahun lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan
wanita. Namun angka kejadian artritis gout menjadi sama antara kedua jenis
kelamin setelah usia 60 tahun. Prevalensi artritis gout pada pria meningkat
dengan bertambahnya usia dan mencapai puncak antara usia 75 dan 84 tahun.
Wanita mengalami peningkatan resiko artritis gout setelah menopause, kemudian
resiko mulai meningkat pada usia 45 tahun dengan penurunan level estrogen
karena estrogen memiliki efek urikosurik, hal ini menyebabkan artritis gout
jarang pada wanita muda.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ade Mulyasari (2015) menyatakan bahwa Obesitas dapat memicu peningkatan kadar asam urat dalam darah akibat adanya penurunan ekskresi kadar asam urat melalui ginjal. Asupan makanan juga dapat mempengaruhi kadar asam urat darah.
- Tanda Gejala
Gejala
akibat penimbunan asam urat tidak dapat diketahui dengan cepat. Masyarakat baru
sadar terkena penyakit asam urat setelah muncul rasa nyeri pada persendian,
kulit di sekitar sendi tampak bengkak kemerahan, kadang disertai demam tinggi.
Lansia yang menderita penyakit asam urat kualitas hidupnya akan menurun karena
keterbatasan bergerak akibat gejala yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut
(Smart, 2010) dalam penelitian Fitri Ayuning Dewi (2014).
Hal ini sesuai dengan tanda dan gejala asam urat menurut (Zahara, 2013): Sendi terasa nyeri, terutama pada malam dan pagi hari, Sendi terasa ngilu, bahkan tampak bengkak dan meradang (kemerahan), Nyeri sendi berulang kali pada jari kaki, jari tangan, tumit, lutut, siku, dan pergelangan tangan, Pada kasus yang parah, sendi akan mengalami nyeri ketika bergerak, Kulit kemerahan hingga keunguan.
- Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Lansia terhadap Pencegahan
Peningkatan asam urat
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan Adelima C R Simamora (2016) menyatakan bahwa dari
analisa bivariat didapatkan hasil tidak ada hubungan pengetahuan lansia
terhadap pencegahan peningkatan asam urat di Poskesdes Desa Parulohan Kecamatan
Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2016. Dan ada hubungan
perilaku lansia terhadap pencegahan peningkatan asam urat di Poskesdes Desa
Parulohan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2016.
Menurut asumsi Adelima C R Simamora (2016) bahwa perilaku seseorang dalam melakukan sesuatu memiliki nilai tersendiri baik untuk dirinya maupun orang lain. Dimana perilaku dapat mempengaruhi aspek kehidupan seseorang. Dalam penelitian ini faktor yang mempengaruhi pencegahan peningkatan asam urat adalah perilaku, oleh sebab itu dengan perilaku yang baik, maka perilaku responden terhadap pencegahan peningkatan asam urat juga baik. Dari hasil penelitian menunjukkan ada hubungan perilaku terhadap pencegahan peningkatan asam urat.
- Metode Penyuluhan
Perubahan perilaku
dan persepsi individu
dapat dilakukan dengan penyuluhan kesehatan dengan menggukan pendekatan
model Health Belief Model
(HBM). Model HBM
dipengaruhi oleh faktor modifikasi
seperti usia, jenis
kelamin, budaya, ras, psikologis, sosial ekonomi, teman, kelompok pendidikan
dan pengetahuan yang ada
pada individu. Persepsi
individu dalam memandang penyakit
dipengaruhi oleh tindakan yang dilakukan
seperti adanya penyuluhan kesehatan melalui
media massa, koran,
majalah ceramah, nasehat dari
orang terdekat, adanya kartu
pengingat, faktor penyakit
yang dialami oleh anggota
keluarga juga dapat
memengaruhi persepsi individu dalam memandang penyakitnya sebagai
ancaman (Allender &
Spradley, 2010) dalam penelitian Sri Haryani (2016).
Media yang dapat digunakan dalam penyuluhan
kesehatan dapat menggunakan media power point, flip chart, media
audiovisual, koran, majalah,
televisi, radio,dan media lainnya.
Media
majalah dan koran bersifat informatif, menarik, dan berlaku
singkat sehingga perlu mempertimbangkan faktor pembiayaan dan dampaknya terhadap
masyarakat. Menurut Susanti
(2011) ada pengaruh
signifikan setelah dilakukan intervensi pendidikan kesehatan dengan
menggunakan media leaflet dalam
meningkatkan pengetahuan terkait asam
urat 81,46%. Hal ini disebabkan
media leaflet berisi bahasa - bahasa yang
informatif dan menarik serta dilengkapi dengan gambar.
Hal ini sesuai dengan penyuluhan yang telah dilakukan pada tanggal 14 Desember 2022 Posyandu Lansia Di Desa JATIROWO dengan menggunakan metode power point dan leaflet sebagai metode dalam menyampaikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat Desa Jatirowo.
- Pengobatan Tradisional
1. Rebusan daun sirsak
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Ilkafah (2017) dengan judul “Efektivitas Daun
Sirsak dalam Menurunkan Nilai Asam Urat dan Keluhan Nyeri pada Penderita Gout
di Kelurahan Tamalanrea Makassar”, menyatakan bahwa pada penelitian yang
dilakukan pada 32 responden selama 8 minggu menunjukkan hasil dengan nilai
signifikan terapi minum rebusan daun sirsak terbukti efektif dalam menurunkan
nilai asam urat darah dan menurunkan keluhan nyeri sendi pada penderita gout
arthritis.
Sifat anti
oksidan yang dimiliki oleh daun sirsak dapat mengurangi terbentuknya asam urat
melalui penghambatan produksi enzim xantin oksidase. Enzim ini berperan penting
dalam perubahan basa purin menjadi asam urat.
Sedangkan penurunan nyeri pada asam urat ini karena daun sirsak memiliki ekstrak etanol dan magostine yang berperan sebagai anti inflamasi dan mampu meredam nyeri pada penderita gout (Wijaya, 2012).
2. Kompres hangat kayu
manis
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Sri Margowati (2017) dengan judul “Pengaruh
Penggunaan Kompres Kayu Manis (Cinnamomum Burmani) Terhadap Penurunan Nyeri
Penderita Arthitis Gout” menyatakan bahwa pada penelitian yang dilakukan oleh
56 responden menunjukkan hasil yang signifikan artinya bahwa intervensi
menggunakan kompres kayu manis lebih memberi efek terhadap penurunan nyeri
gout.
Kayu manis
untuk kompres hangat dihasilkan dari penelitian sebelumnya kompres hangat kayu
manis telah lebih efektif mengurangi nyeri dibanding kompres dingin dalam
penurunan skala nyeri arthitis gout. Kompres dengan menggunakan air hangat
mengakibatkan terjadinya vasodilatasi pembuluh darah sehingga akan meningkatkan
relaksasi otot sehingga mengurangi nyeri akibat spasme atau kekakuan, dan juga
memberikan rasa yang nyaman (Amilia, 2013). Penambahan kayu manis dalam air
hangat lebih mendorong terjadinya penurunan nyeri sebab kayu manis mengandung
anti inflamasi dan anti rematik yang berperan dalam proses penyembuhan peradangan
sendi. Hal ini disebabkan bahwa bubuk kayu manis mengandung sinamaldehid yang dapat
mengambat kerja peradangan dan dapat mengatasi nyeri arthritis.
DAFTAR
PUSTAKA
Allender, J.A., & Spradley, B.W. (2010).Community health nursing: Promoting and protecting the public’s health (6th Ed). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins
Fitri Ayuning Dewi. (2014). Pola Makan Lansia Penderita Asam Urat Di Posyandu Lansia Kelurahan Wonokromo Surabaya. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol 7, No12, Pebruari 2014., hal 69-74
Ilkafah, (2017). Efektivitas Daun Sirsak Dalam Menurunkan Nilai Asam Urat Dan Keluhan Nyeri Pada Penderita Gout Di Kelurahan Tamalanrea Makassar. Jurnal Ilmiah Farmasi : Vol 06 No. 2 Mei 2017, 22-29
Margowati S, Sigit P. (2017). Pengaruh Penggunaan Kompres Kayu Manis (Cinnamomum Burmani) Terhadap Penurunan Nyeri Penderita Arthitis Gout. Urecol Proceeding: 598-607
Paulina Bobaya, (2016). Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian Gout Artritis Di Puskesmas Tobelo Kecamatan Tobelo Kabupaten Halmahera Utara
Smart, Aqila. (2010). Rematik dan Asam Urat. Yogyakarta: A+ Plus Books.
Sudoyo, A. W. et al. (2016). Buku Ajar Penyakit Dalam (edisi ke 5).Jakarta: Interna Publishing
Susanti, F. (2011). Efektifitas multimedia interaktif sebagai media pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan lanjut usia tentang pencegahan penyakit asam urat di Kelurahan Tugu Depok (Tesis, magister tidak dipublikasikan). Program Magister Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok – Jawa Barat, Indonesia
Sri Haryani, dkk. (2016). Penyuluhan Kesehatan Melalui Media Cetak Berpengaruh Terhadap Perawatan Hipertensi Pada Usia Dewasa Di Kota Depok. Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 19 No.3, November 2016, hal 161- 168
Widi, Kertia & Wachild, (2012).Hubungan Dukungan Sosial Terhadap Derajat Nyeri Pada Penderita Gout Rtritis Fase Akut.
Wijaya, M. (2012). Ekstraksi Annonaceous Acetogenin dari Daun Sirsak, Annona Muricata, sebagai Senyawa Bioaktif Anti Kanker. [Skripsi]. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Zahara, (2013). Artritis Gout Metakarpal Dengan Perilaku
Makan Tinggi Purin Diperberat Oleh Aktifitas Mekanik Pada Kepala Keluarga
Dengan Posisi Menggenggam Statis. Yogyakaarta: Nuha Medika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar