Minggu, 18 Desember 2022

MAKALAH ASAM URAT ALVIN KURNIAWAN

 

MAKALAH

ASAM URAT 

DI DESA JATIROWO KECAMATAN DAWARBLANDONG

KABUPATEN MOJOKERTO 

TAHUN 2022




Disusun Oleh :

ALVIN KURNIAWAN

2022035392


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN 

HUSADA JOMBANG

2022

 


BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang        

Asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi.Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang berasal dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat purin ini, lalu karena kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat purin tersebut berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan buah-buahan juga terdapat purin. Purin juga dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang terjadi secara normal atau karena penyakit tertentu.

Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dalam tubuh melalui feses (kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya akan terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.

Penanganan yang dilakukan untuk mengurangi nyeri dapat dilakukan secara farmakologis dan non farmakologis. Penanganan farmakologis yaitu pemberian obat kelompok salisilat dan kelompok obat anti inflamasi nonsteroid, tetapi salah satu efek yang serius dari obat anti inflamasi nonsteroid adalah perdarahan saluran cerna. Sedangkan penanganan non farmakologis tidak mengeluarkan biaya yang mahal dan tidak memiliki efek yang berbahaya. Dalam keperawatan terapi nonfarmakologi disebut keperawatan komplementer. Terapi komplementer merupakan terapi alamiah diantaranya adalah dengan terapi herbal. Jenis terapi herbal yang dapat di gunakan dalam mengurangi nyeri pada penderita gout yaitu daun sirsak (Annona Muricata L.) (Wirahmadi, 2013).

Di dunia prevalensi penyakit persendian khususnya penyakit gout mengalami kenaikan 2 kali lipat antara tahun 1990-2010. Hasil riset kesehatan dasar (Rikesdas) tahun 2013 menunjukkan penyakit persendian di Indonesia masih cukup tinggi.Di Jawa Tengah prevalensi penyakit gout belum diketahui secara pasti. Namun dari suatu survey epidemiologik yang dilakukan di Jawa Tengah atas kerjasama WHO terhadap 4683 sampel berusia 15-45 tahun, didapatkan prevalensi artritis gout sebesar 24,3% (Nengsi dkk,2014).

Penyakit asam urat (arthritis gout) masih menjadi masalah utama dalam dunia kesehatan, dibuktikan dari berbagai kasus komplikasi dari penyakit asam urat ini seperti gagal ginjal, batu ginjal dan lain-lain masih cukup tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran register Rawat Jalan dari Ponkesdes Jatirowo desa  JATIROWO pada didapatkan data yang menderita penyakit asam urat pada masyarakat di Kelurahan Jatirowo Kecamatan Dawarblandong sebesar 40 pasien dari 100 pasien selama 1 bulan . Oleh karena itu perlu dilakukan penyuluhan kesehatan mengenai penyakit asam urat, guna meningkatkan pengetahuan dan peningkatan kesehatan  masyarakat.

B.  Tujuan

1.    Tujuan Umum

Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan tentang asam urat diharapkan warga mengetahui cara menangani asam urat dan mencegah asam urat serta menambah informasi.

2.    Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan warga dapat :

a. Menyebutkan kembali pengertian asam urat

b. Menyebutkan kembali penyebab dari asam urat

c. Menyebutkan tanda dan gejala asam urat

d. Menjelaskan kembali cara pencegahan asam urat

e. Menyebutkan kembali langkah-langkah membuat pengobatan tradisional menggunakan rebusan daun sirsak dan kompres hangat kayu manis

3.      Media

a. Leaflet dan power point

b. LCD dan Proyektor

c. Alat cek asam urat (stik,  Lancet, safety box, handscoon, pulpen, kertas pengecekan asam urat)

d. Air mineral, bubuk kayu manis, handuk kecil / waslap, baskom kecil. 

 

BAB II

TINJAUAN TEORI

A.  Pengertian Asam Urat

Asam urat adalah penyakit yang menyerang persendian dan jaringan tulang oleh penumpukan kristal asam urat sehingga menimbulkan peradangan. Gout adalah penyakit dimana terjadi penumpukan asam urat dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat, pembuangannya melalui ginjal yang menurun, atau akibat peningkatan asupan makanan kaya purin. Gout terjadi ketika cairan tubuh sangat jenuh akan asam urat karena kadarnya yang tinggi (Zahara, 2013).

Asam urat sudah dikenal sejak 2000 tahun yang lalu dan menjadi salah satu penyakit tertua yang dikenal manusia. Penyakit asam urat disebabkan oleh kondisi hiperurikemi, yaitu keadaan dimana kadar asam urat dalam darah di atas normal. Berikut salah satu acuan kadar asam urat normal, perempuan : 2.4–6.0 miligram perdesiliter (mg/dL), laki-laki : 3.4–7.0 mg/dL dan anak-anak: 2.0–5.5 mg/dL (Nopik, 2013). Gangguan asam urat ditandai dengan suatu serangan tiba-tiba di daerah persendian, terasa terbakar, sakit dan membengkak.(Damayanti, 2012).




B.  Penyebab Asam Urat

Suryo Wibowo (2016) menyatakan bahwa penyakit asam urat digolongkan menjadi penyakit gout primer dan penyakit gout sekunder.

1.    Faktor keturunan dan obesitas/kegemukan

2.    Konsumsi makanan tinggi protein, purin, konsumsi kafein dan alcohol

3.    Gangguan pengeluaran asam urat di ginjal dan stress 

Pada penyakit gout primer, 99 persen penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetic dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh. Penyakit gout sekunder disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organic yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino, unsur pembentuk protein.

Produksi asam urat meningkat juga bisa karena penyakit darah (penyakit sumsum tulang, polisitemia), obat-obatan (alkohol, obat-obat kanker, vitamin B12). Penyebab lainnya adalah obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar trigliserida yang tinggi. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat kadar benda-benda keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang meninggi. Benda-benda keton yang meninggi akan menyebabkan asam urat juga ikut meninggi.

C.  Tanda dan Gejala Asam Urat

Tanda dan gejala asam urat menurut (Zahara, 2013) :

·      Sendi terasa nyeri, terutama   pada  malam dan pagi hari.

·      Sendi terasa ngilu, bahkan tampak bengkak dan meradang (kemerahan)

·      Nyeri sendi berulang kali pada jari kaki, jari tangan, tumit, lutut, siku, dan pergelangan tangan.

·      Pada kasus yang parah, sendi akan mengalami nyeri ketika bergerak.

·      Kulit kemerahan hingga keunguan

Serangan asam urat menurut (Zahara, 2013) terjadi secara mendadak, timbulnya serangan bisa dipicu oleh:

§  Luka ringan dan pembedahan

§  Pemakaian sejumlah besar alkohol atau makanan yang kaya akan protein

§  Kelelahan, stres emosional dan penyakit.

Nyeri yang hebat dirasakan oleh penderita pada satu atau beberapa sendi, seringkali terjadi pada malam hari; nyeri semakin memburuk dan tak tertahankan. Sendi membengkak dan kulit diatasnya tampak merah atau keunguan, kencang dan licin, serta teraba hangat. Menyentuh kulit diatas sendi yang terkena bisa menimbulkan nyeri yang luar biasa. Penyakit ini paling sering mengenai sendi di pangkal ibu jari kaki dan menyebabkan suatu keadaan yang disebut podagra; tetapi penyakit ini juga sering menyerang pergelangan kaki, lutut, pergelangan tangan dan sikut.Kristal dapat terbentuk di sendi-sendi perifer tersebut karena persendian tersebut lebih dingin daripada persendian di pusat tubuh dan urat cenderung membeku pada suhu dingin. Kristal juga terbentuk di telinga dan jaringan yang relatif dingin lainnya. Sebaliknya, gout jarang terjadi pada tulang belakang, tulang panggul ataupun bahu. Gejala lainnya dari artritis gout akut adalah demam, menggigil, perasaan tidak enak badan dan denyut jantung yang cepat.

Gout cenderung lebih berat pada penderita yang berusia dibawah 30 tahun. Biasanya pada pria gout timbul pada usia pertengahan, sedangkan pada wanita muncul pada saat pasca menopause. Serangan pertama biasanya hanya mengenai satu sendi dan berlangsung selama beberapa hari. Gejalanya menghilang secara bertahap, dimana sendi kembali berfungsi dan tidak timbul gejala sampai terjadi serangan berikutnya. Tetapi jika penyakit ini semakin memburuk, maka serangan yang tidak diobati akan berlangsung lebih lama, lebih sering terjadi dan mengenai beberapa sendi. Sendi yang terkena bisa mengalami kerusakan yang permanen. Bisa terjadi gout menahun dan berat, yang menyebabkan terjadinya kelainan bentuk sendi.

Pengendapan kristal urat di dalam sendi dan tendon terus berlanjut dan menyebabkan kerusakan yang akan membatasi pergerakan sendi.Benjolan keras dari kristal urat (tofi) diendapkan dibawah kulit di sekitar sendi. Tofi juga bisa terbentuk di dalam ginjal dan organ lainnya, dibawah kulit telinga atau di sekitar sikut.Jika tidak diobati, tofi pada tangan dan kaki bisa pecah dan mengeluarkan massa kristal yang menyerupai kapur. 

D.  Patofisiologi

Kondisi  asam  urat yang meningkat dalam  tubuh menyebabkan terjadi penumpukan asam urat pada jaringan yang kemudian akan membentuk Kristal urat yang   ujungnya   tajam   seperti   jarum.   Kondisi   ini   memacu terjadinya   respon inflamasi  dan  diteruskan  dengan  serangan gout.  Penumpukan  asam  urat dapat menimbulkan kerusakan   hebat   pada   sendi   dan   jaringan   lunak   dan   dapat menyebabkan nefrolithiasis  urat (batu  ginjal)  dengan  disertai  penyakit  ginjal kronisjika tidak mendapatkan penanganan yang tepat dan segera (Kertia, 2009). Menurut Michael A. Charter gout memiliki 4 tahapan klinis, yaitu :

1.      Stadium I

Kadar  asam  urat  darah  meningkat  tapi  tidak  menunjukkan  gejala  atau keluhan (hiperurisemia asimtomatik).

2.      Stadium II

Terjadi  pembengkakan  dan  nyeri  pada  sendi  kaki,  sendi  jari  tangan, pergelangan tangan dan siku (acut arthritis gout).

3.      Stadium III

Kebanyakan   orang   mengalami   serangan   gout   berulang   dalam   waktu  kurang dari 1 tahun jika tidak diobati (intercritical stadium).

4.      Stadium IV

Timbunan  asam  urat  terus  meluas  selama  beberapa  tahun  jika  tidak

dilakukan pengobatan, hal ini dapat  menyebabkan nyeri, sakit, kaku serta

pembengkakan sendi nodular yang besar

(cronic gout).

E.  Cara Pencegahan Asam Urat

1.    Diit yang baik untuk mencegah asam urat dengan cara menghindari atau mengurangi makanan yang tinggi kadar asam urat, diantaranya: Makanan yang memiliki zat purin tinggi yaitu, daging merah, seafood , anggur, kacang-kacangan, ragi, teh dan kopi, sayuran hijau (bayam), kembang kol.

2.    Hindarin minuman beralkohol

3.    Mengkonsumsi makanan yang rendah purin, macam-macam sayuran (jamur, kubis, asparagus, ceri, buncis, selada, lobak,jagung, kentang, wortel), buah-buahan (apel, pisang,jeruk,dan melon), kacang tanah, keju, pasta dan telur.

4.    Memeriksa kesehatan terutama kesehatan sendi dan tulang.

5.    Rajin berolahraga

F.   Cara Penanganan Asam Urat

Cara penanganan asam urat menurut (Zahara, 2013):

·      Minum air putih yang banyak (minimal 8-10 gelas/hari)

·      Istirahatkan bagian yang sakit untuk beberapa jam

·      Hindari makanan yang mengandung tinggi purin : daging merah, seafood , anggur, kacang-kacangan, ragi, teh dan kopi.

·      Hindari kecemasan dan cegah terjadinya trauma pada kulit

·      Olahraga rutin dan kompres hangat  kayu manis untuk mengurangi nyeri sendi

·      Meminum rebusan daun sirsak

G.    Pengobatan Asam Urat

Pengobatan untuk  asam  urat  / gout dapat  dikelompokkan  menjadi  3  cara, yaitu :

1.      Pengobatan Medis

Yaitu  pengobatan  menggunakan  obat - obat  kimia,  cara  ini  dapat  dilakukan  dalam  jangka  pendek  maupun  jangka  panjang.  Pengobatan  jangka  pendek  adalah  dengan pemberian obat anti nyeri yang bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri dan menghilangkan   bengkak.   Sedangkan   pengobatan   jangka   panjang   dilakukan  dengan pemberian obat yang berfungsi menghambat xanthine oxidase.

2.      Pengobatan Non Medis

Yaitu  menjalankan  pola  hidup  sehat  yang  bertujuan  untuk  mencegah  dan mengobati penyakit  asam  urat.  Cara  ini  dapat  dilakukan  melalui  :  diet  makanan, yaitu dengan mengurangi konsumsi makanan tinggi purin dan disetai dengan pola hidup sehat dengan cara melakukan olah raga secara teratur (Wjayakusuma, 2007)

3.      Pengobatan Herbal

Yaitu  pengobatan  dengan  memanfaatkan  tanaman  obat  yang  mempunyai khasiat  anti  inflamasi  seperti  :  daun sirsak atau tanaman obat yang mempunyai khasiat penghilang rasa sakit (analgesik) seperti : kayu manis

H.  Langkah-langkah kompres hangat kayu manis

Tujuan:

Untuk mengurangi nyeri sendi pada penderita asam urat


Persiapan alat:

20 gram bubuk kayu manis

Kayu manis kering

Alat penggiling

Air hangat

Baskom kecil

Handuk kecil/ waslap

 

Cara pembuatan:

(kompres hangat)

Untuk mendapatkan bubuk kayu manis dapat dengan menggiling kulit kayu manis kering. Cara meletakannya yaitu serbuk kayu manis dicampur dengan air hangat secukupnya kemudian di lakukan kompres hangat selama kurang lebih 20 menit.

 

(untuk di oles)

pembuatan pasta kayu manis yaitu 20 gram bubuk kayu manis dilarutkan dalam 1 sendok makan air hangat 450 C kemudian dibalurkan pada bagian tubuh yang nyeri di tunggu 10-20 menit

 

I.     Langkah-langkah rebusan daun sirsak

Tujuan:

1.      Untuk mengurangi nyeri sendi pada penderita asam urat

2.      Menurunkan kadar asam urat

Persiapan alat:

1.      10 lembar daun sirsak

2.      2 gelas air mineral

 

Cara pembuatan:

1.      Intervensi dilakukan dengan cara meminum rebusan daun sirsak sebanyak 10 lembar direbus dengan 2 gelas air hingga mendidih sampai tersisa 1 gelas (dengan api sedang), diminum 2x sehari pada pagi dan sore hari 1 jam setelah makan rutin selama 8 minggu

 

BAB III

ANALISA JURNAL

 

  1. Deskriptif Teori

Permasalahan yang timbul pada lansia adalah gangguan kesehatan baik disebabkan karena fisiologis lansia maupun patofisiologis akibat penyakit tertentu. Pada studi pendahuluan di desa Jatirowo dengan melakukan pemeriksaan asam urat didapatkan 40 orang dari 100 lansia yang diperiksa menunjukkan adanya peningkatan asam urat. Lansia yang mengalami peningkatan purin dalam darah (asam urat) akan merasakan nyeri pada daerah yang mengalami penimbunan purin, biasanya di persendian.

Gout adalah kumpulan penyakit yang bersifat heterogen disebabkan oleh pengendapan kristal purin dalam jaringan, akibat kadar asam urat dalam cairan ekstra-seluler yang lewat jenuh. Beberapa faktor yang mempengaruhi adalah faktor genetik, diet tinggi purin, alkohol, obesitas, usia. Insiden gout sebesar 1-2% terutama pada pria.

  1. Jenis Kelamin

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Alvin Kurniawan DKK (2022) menyatakan bahwa jenis kelamin pada lansia yang mengalami peningkatan asam urat secara umum adalah wanita. Hal ini sesuai dengan data dari hasil pemeriksaan Di Desa jatirowo  dengan mayoritas berjenis kelamin Perempuan  sebanyak 95 (95%) dari 100 KK.

Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Adelima C R Simamora (2016) menyatakan bahwa dari beberapa data hasil penelitian seperti di Sinjai (Sulawesi Selatan) di dapatkan angka kejadian asam urat 10% pada pria dan 4% pada wanita. Di Minahasa (Sulawesi Utara) diperoleh angka kejadian asam urat 34,30% pada pria dan 23,31% pada wanita usia dewasa awal, sedangkan penelitian yang dilakukan di Bandungan (Jawa Tengah) kerja sama dengan WHO-COPCORD terhadap 4.683 sampel berusia antara 15-45 tahun didapatkan angka kejadian asam urat pada pria 24,3% dan wanita 11,7%.

  1. Usia

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Alvin Kurniawan DKK (2022) menyatakan bahwa umur pada penghuni lansia ikut mempengaruhi terjadinya penyakit asam urat. Semakin bertambah umur, jika seseorang mengkonsumsi protein lebih banyak akan berakibat terjasinya penimbunan purin dalam darah. Lansia yang akan bertambah umur semestinya mampu dan dianjurkan untuk mengkonsumsi jumlah protein cukup sehingga kandungan purin dalam darah tidak mengkhawatirkan.

Pertambahan usia merupakan faktor resiko penting pada pria dan wanita. Hal ini kemungkinan disebabkan banyak faktor, seperti peningkatan kadar asam urat serum (penyebab yang paling sering adalah karena adanya penurunan fungsi ginjal), peningkatan pemakaian obat diuretik, dan obat lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat serum (2022)

Penyakit peningkatan kadar asam ini tidak hanya menyerang lanjut usia tetapi seseorang dengan usia produktif juga bisa terserang penyakit ini (Mutoharoh,2013). Hal ini juga di dukung oleh data dari hasil Register Rawat Jalan Di Ponkesdes  Jatirowo dengan mayoritas usia 30-54 tahun sebanyak 95 % dari 100 KK.

  1. Penyebab Asam Urat

Terdapat banyak faktor yang meningkatkan resiko terjadinya penyakit gout diantaranya adalah usia, jenis kelamin, riwayat medikasi, obesitas, konsumsi purin dan alkohol. Pria memiliki tingkat serum asam urat lebih tinggi dari pada wanita, yang meningkatkan resiko mereka terserang artritis gout. Perkembangan penyakit artritis gout sebelum usia 30 tahun lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita. Namun angka kejadian artritis gout menjadi sama antara kedua jenis kelamin setelah usia 60 tahun. Prevalensi artritis gout pada pria meningkat dengan bertambahnya usia dan mencapai puncak antara usia 75 dan 84 tahun. Wanita mengalami peningkatan resiko artritis gout setelah menopause, kemudian resiko mulai meningkat pada usia 45 tahun dengan penurunan level estrogen karena estrogen memiliki efek urikosurik, hal ini menyebabkan artritis gout jarang pada wanita muda.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ade Mulyasari (2015) menyatakan bahwa Obesitas dapat memicu peningkatan kadar asam urat dalam darah akibat adanya penurunan ekskresi kadar asam urat melalui ginjal. Asupan makanan juga dapat mempengaruhi kadar asam urat darah.

  1. Tanda Gejala

Gejala akibat penimbunan asam urat tidak dapat diketahui dengan cepat. Masyarakat baru sadar terkena penyakit asam urat setelah muncul rasa nyeri pada persendian, kulit di sekitar sendi tampak bengkak kemerahan, kadang disertai demam tinggi. Lansia yang menderita penyakit asam urat kualitas hidupnya akan menurun karena keterbatasan bergerak akibat gejala yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut (Smart, 2010) dalam penelitian Fitri Ayuning Dewi (2014).

Hal ini sesuai dengan tanda dan gejala asam urat menurut (Zahara, 2013): Sendi terasa nyeri, terutama pada malam dan pagi hari, Sendi terasa ngilu, bahkan tampak bengkak dan meradang (kemerahan), Nyeri sendi berulang kali pada jari kaki, jari tangan, tumit, lutut, siku, dan pergelangan tangan, Pada kasus yang parah, sendi akan mengalami nyeri ketika bergerak, Kulit kemerahan hingga keunguan.

  1. Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Lansia terhadap Pencegahan Peningkatan asam urat

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Adelima C R Simamora (2016) menyatakan bahwa dari analisa bivariat didapatkan hasil tidak ada hubungan pengetahuan lansia terhadap pencegahan peningkatan asam urat di Poskesdes Desa Parulohan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2016. Dan ada hubungan perilaku lansia terhadap pencegahan peningkatan asam urat di Poskesdes Desa Parulohan Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2016.

Menurut asumsi Adelima C R Simamora (2016) bahwa perilaku seseorang dalam melakukan sesuatu memiliki nilai tersendiri baik untuk dirinya maupun orang lain. Dimana perilaku dapat mempengaruhi aspek kehidupan seseorang. Dalam penelitian ini faktor yang mempengaruhi pencegahan peningkatan asam urat adalah perilaku, oleh sebab itu dengan perilaku yang baik, maka perilaku responden terhadap pencegahan peningkatan asam urat juga baik. Dari hasil penelitian menunjukkan ada hubungan perilaku terhadap pencegahan peningkatan asam urat.

  1. Metode Penyuluhan

Perubahan  perilaku  dan  persepsi  individu  dapat dilakukan dengan penyuluhan kesehatan dengan menggukan  pendekatan  model Health  Belief Model (HBM).  Model  HBM  dipengaruhi  oleh faktor  modifikasi  seperti  usia,  jenis  kelamin, budaya, ras, psikologis, sosial ekonomi, teman, kelompok  pendidikan  dan  pengetahuan  yang ada  pada  individu.  Persepsi  individu  dalam memandang penyakit dipengaruhi oleh tindakan  yang  dilakukan  seperti  adanya  penyuluhan kesehatan  melalui  media  massa,  koran,  majalah ceramah,  nasehat  dari  orang  terdekat,  adanya kartu  pengingat,  faktor  penyakit  yang  dialami oleh  anggota  keluarga  juga  dapat  memengaruhi persepsi individu dalam memandang penyakitnya  sebagai  ancaman  (Allender  &  Spradley, 2010) dalam penelitian Sri Haryani (2016).

Media  yang dapat digunakan dalam penyuluhan kesehatan dapat menggunakan media power point, flip  chart, media  audiovisual,  koran, majalah, televisi, radio,dan media lainnya.

Media majalah dan koran bersifat informatif, menarik, dan  berlaku  singkat  sehingga  perlu mempertimbangkan faktor pembiayaan   dan dampaknya   terhadap   masyarakat. Menurut Susanti  (2011)  ada  pengaruh  signifikan setelah dilakukan intervensi pendidikan kesehatan  dengan  menggunakan  media leaflet dalam meningkatkan pengetahuan  terkait asam urat 81,46%. Hal  ini  disebabkan  media  leaflet berisi  bahasa - bahasa  yang  informatif  dan  menarik serta dilengkapi dengan gambar.

Hal ini sesuai dengan penyuluhan yang telah dilakukan pada tanggal 14 Desember 2022 Posyandu Lansia Di Desa JATIROWO dengan menggunakan metode power point dan leaflet sebagai metode dalam menyampaikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat Desa Jatirowo.

  1. Pengobatan Tradisional

1.      Rebusan daun sirsak

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ilkafah (2017) dengan judul “Efektivitas Daun Sirsak dalam Menurunkan Nilai Asam Urat dan Keluhan Nyeri pada Penderita Gout di Kelurahan Tamalanrea Makassar”, menyatakan bahwa pada penelitian yang dilakukan pada 32 responden selama 8 minggu menunjukkan hasil dengan nilai signifikan terapi minum rebusan daun sirsak terbukti efektif dalam menurunkan nilai asam urat darah dan menurunkan keluhan nyeri sendi pada penderita gout arthritis.

Sifat anti oksidan yang dimiliki oleh daun sirsak dapat mengurangi terbentuknya asam urat melalui penghambatan produksi enzim xantin oksidase. Enzim ini berperan penting dalam perubahan basa purin menjadi asam urat.

Sedangkan penurunan nyeri pada asam urat ini karena daun sirsak memiliki ekstrak etanol dan magostine yang berperan sebagai anti inflamasi dan mampu meredam nyeri pada penderita gout (Wijaya, 2012).

2.      Kompres hangat kayu manis

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sri Margowati (2017) dengan judul “Pengaruh Penggunaan Kompres Kayu Manis (Cinnamomum Burmani) Terhadap Penurunan Nyeri Penderita Arthitis Gout” menyatakan bahwa pada penelitian yang dilakukan oleh 56 responden menunjukkan hasil yang signifikan artinya bahwa intervensi menggunakan kompres kayu manis lebih memberi efek terhadap penurunan nyeri gout.

Kayu manis untuk kompres hangat dihasilkan dari penelitian sebelumnya kompres hangat kayu manis telah lebih efektif mengurangi nyeri dibanding kompres dingin dalam penurunan skala nyeri arthitis gout. Kompres dengan menggunakan air hangat mengakibatkan terjadinya vasodilatasi pembuluh darah sehingga akan meningkatkan relaksasi otot sehingga mengurangi nyeri akibat spasme atau kekakuan, dan juga memberikan rasa yang nyaman (Amilia, 2013). Penambahan kayu manis dalam air hangat lebih mendorong terjadinya penurunan nyeri sebab kayu manis mengandung anti inflamasi dan anti rematik yang berperan dalam proses penyembuhan peradangan sendi. Hal ini disebabkan bahwa bubuk kayu manis mengandung sinamaldehid yang dapat mengambat kerja peradangan dan dapat mengatasi nyeri arthritis.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Allender,    J.A., & Spradley,    B.W.    (2010).Community   health   nursing:   Promoting   and protecting  the  public’s  health (6th Ed). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins

Fitri Ayuning Dewi. (2014). Pola Makan Lansia Penderita Asam Urat Di Posyandu Lansia Kelurahan Wonokromo Surabaya. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol 7, No12, Pebruari 2014., hal 69-74

Ilkafah, (2017). Efektivitas Daun Sirsak Dalam Menurunkan Nilai Asam Urat Dan Keluhan Nyeri Pada Penderita Gout Di Kelurahan Tamalanrea Makassar. Jurnal Ilmiah Farmasi : Vol 06 No. 2 Mei 2017, 22-29

Margowati S, Sigit P. (2017). Pengaruh Penggunaan Kompres Kayu Manis (Cinnamomum Burmani) Terhadap Penurunan Nyeri Penderita Arthitis Gout. Urecol Proceeding: 598-607

Paulina Bobaya, (2016). Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian Gout Artritis Di Puskesmas Tobelo Kecamatan Tobelo Kabupaten Halmahera Utara

Smart, Aqila. (2010). Rematik dan Asam Urat. Yogyakarta: A+ Plus Books.

Sudoyo, A. W. et al. (2016). Buku Ajar Penyakit Dalam (edisi ke 5).Jakarta: Interna Publishing

Susanti, F. (2011). Efektifitas multimedia interaktif sebagai  media  pendidikan kesehatan terhadap peningkatan  pengetahuan  lanjut  usia  tentang pencegahan  penyakit  asam  urat  di  Kelurahan Tugu Depok (Tesis, magister tidak dipublikasikan). Program Magister Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas  Indonesia,  Depok – Jawa Barat, Indonesia

Sri Haryani, dkk. (2016). Penyuluhan Kesehatan Melalui Media Cetak Berpengaruh Terhadap Perawatan Hipertensi Pada Usia Dewasa Di Kota Depok. Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 19 No.3, November 2016, hal 161- 168

Widi, Kertia & Wachild, (2012).Hubungan Dukungan Sosial Terhadap Derajat Nyeri Pada Penderita Gout Rtritis Fase Akut.

Wijaya, M. (2012). Ekstraksi Annonaceous Acetogenin dari Daun Sirsak, Annona Muricata, sebagai Senyawa Bioaktif Anti Kanker. [Skripsi]. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Zahara, (2013). Artritis Gout Metakarpal Dengan Perilaku Makan Tinggi Purin Diperberat Oleh Aktifitas Mekanik Pada Kepala Keluarga Dengan Posisi Menggenggam Statis. Yogyakaarta: Nuha Medika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar